Kamis, 27 November 2014

untuk apa jurang itu harus dibuat menjadi lebar

Kesal, bahkan emosi jiwa jika membaca postingan teman-teman di jaman perpolitikan saat ini, masalah perbedaan Jokowi dan Prabowo, saya memang bukan memilih Jokowi tapi saya bisa berlapang dada menerima pak Joko jadi Presiden, tapi kenapa sih para pendukung Jokowi ngomongnya suka ketus-ketus. serammmm, mungkin hanya segelintir saja yang seperti itu, sisanya mungkin mereka orang baik. aamiiinnnn

bukan saja masalah perpolitikan tapi bangsa ini sedang diteror masalah perbedaan agama,  kenapa?duh masalah babi haram, bayangkan seorang nasrani memposting tulisan bahwa percuma muslim melarang makan babi tapi tetap korupsi....hadeuhhh, beda banget sih ranahnya selain itu adalagi postingan tentang seseorang yang bersikap tidak ingin menyekolahkan anaknya disekolah islam, karena islam mengajarkan perbedaan yang mencolok. tulisan adalah tulisan, lalu, untuk apa hal itu dicuatkan ke ranah sosial media sepertinya sudah tidak adalagi sikap menghargai dan menghormati seperti yang diagung-agungkan selama ini.

saya sendiri memiliki keluarga yang ditakdirkan beranekaragam, dari budaya sampai dengan agama, kakak ipar saya, mertua laki-laki saya, adik ipar saya bahkan bude dan ompung kandung saya sendiri berbeda agama dengan saya, tapi kami saling menghargai dan menghormati. kami nyaman dengan keanekaan ini, saat ompung saya meninggal, karena jenazah disemayamkan di gereja maka saya datanglah ke gereja, ayah mertua sayapun menyediakan ruang khusus bila kami datang ke rumahnya untuk sholat. semua sudah digariskan dan ditakdirkan bahwa kami harus duduk berbarengan bersama-sama, lalu untuk apa sih perbedaan yang selama ini sudah baik dibuat jadi jurang pemisah.

tetaplah seperti dahulu, tetap menghormati dan menghargai...agamu agamu agamaku agamaku, tetap saling membantu bersama-sama


Mencoba lebih baik

Tidak ada komentar: