Minggu, 03 April 2016

Pengalaman Ke Jogja 3 Hari 2 Malam

Perjalanan Ke Jogja kali ini dilandasi oleh dadakan, semua serba dadakan
tetiba pingin ke Jogja, langsunglah pesan tiket, pesan hotel, pesan motor sewaan. dah itu aja selebihnya  biar serahkan pada pak suami dalam itenerary.

Berangkat Jam 8.45 melalui Gambir, kebetulan badan suami besar dan kakinya panjang, beliau agak susah kalau urusan duduk di kereta, akhirnya kami naik taksaka malam. Dari Bekasi kami berangkat pukul 6.30, selepas sholat maghrib, duduk saja di kereta KRL tujuan Kota, turun di gondangdia, dari Gondangdia naik bajay menuju Gambir, bayar 20 ribu. jam 20.00 kami sudah santay nunggu di gambir. tidak lama menunggu, sang taksaka membawa kami menuju tugu, tepat jam 4 lewat sesuai perkiraan kami sampai di yogya. setelah sholat subuh, kami masih harus menunggu di stasiun, mengingat rentalan motor baru akan tiba di saat matahari sudah naik keperaduannya. Kami sempatkan untuk mandi di stasiun tugu, dikarenakan hotel baru bisa check ini jam 14.00. tips agar bisa mandi tenang di stasiun tugu adalah pilihlah waktu yang tepat, paling tidak 15 menit setelah kereta sampai dan sebelum kereta lain masuk, karena kalau langsung, kamar mandi sangat mengantri. toiletnya gratis, bisa juga santai di pendoponya, banyak juga stop kontak di tiang pendopo.

Jam 6.30 sang rental Rogo Transport datang, rentalan ini sangat terpercaya deh, kendarannya bagus-bagus, siapkan identitas diri 3 buah dan biaya yang harus dibayar, karena sistemnya bayar didepan. kami menyewa NMAX untuk 3 hari seharga 300 ribu. setelah bertransaksi kami langsung menuju hotel Dafam Fortune Seturan, jauh ya hahaha, maklum mencari hotel nyaman dengan harga terjangkau, gunakan aplikasi tiket.com atau traveloka, jangan salah walaupun dafam seturan ini gak di tengah kota, tetapi di kelilingi kafe-kafe nongkrong yang asik, didekatnya juga ada gudeg milik istrinya pak Amin Rais lo. Kami sampai di hotel jam 7 pagi dengan niat menitip tas, sejak dari rumah kami memang sudah memisahkan barang, mana yang akan dititp dan mana yang akan dibawa ke umbul ponggok, karena rencana dipagi hari kami langsung menuju umbul ponggok Klaten.

Jam 7 pagi langsung menuju umbul ponggok, perjalanan kurang lebih satu jam menuju klaten, mungkin karena hari jumat, tidak sepenuh sebelumnya waktu kami datang. ada 5 pasang yang sedang pre wedding, kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam di umbul ponggok, tawaran suami untuk foto saya tolak mentah-mentah karena saya susah tenggelam, beberapa tangkapan pada kunjungan sebelumnya kurang bagus. setelah dua jam, kami bersiap sholat Jumat, sempat terjadi kekagetan pada pak suami karena saya tertidur di motor, karena suami agak kaget, akhirnya kami berhenti di pom bensin, saya diminta tidur oleh suami beberapa menit, setelah tidur kami meneruskan perjalanan mencari masjid untuk sholat Jumat, setelah sholat Jumat, kami lanjutkan perjalanan menuju mie ayam yang lagi ngehitz di deket terminal giwangan, wah mie ayam ini lebih tepat di sebut mie semur, karena semur ayamnya banyak sekali, untuk rasa masih tetap enak mie ayam di jakarta atau di bekasi, kelebihannya ya di semurnya yang banyak dan sayur sawinya yang segar.

setelah makan siang kami langsung menuju hotel, dapetlah kamar 303, harga yang cukup worthed dengan fasilitas yang dihadirkan (akan saya bahas terpisah). flu saya mulai berat, tenggorokan mulai sakit, istirahat akhirnya sampai maghrib, kemudian dilanjutkan dengan makan di cafe milik duta Sheila On 7 di Il Mondo, my favorite pizza deh disini mah, banana splitnya juga beda dari cafe-cafe biasa, ahhhh pokonya sukakkkk. kelar makan kami menuju taman lampion, bayar 20 rb/orang. lokasinya tepat di monumen Jogja Kembali (monjali) lumayan deh ngiterin monjali, karena sudah lelah kelar satu lap puteran kami langsung pulang menuju hotel dan tidur.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali kami menuju candi Borobudur, masuknya 20 rb/org. kami menggunakan guide untuk menjelaskan sejarahnya, selama ini ke candi hanya datang saja, foto-foto tanpa guide, harga guide rp. 100.000. Kami jadi tau bahwa Borobudur lebih tepat di sebut stupa, bukan candi karena kalau candi adalah makam, sedang Borobudur bukan makam. selain itu guide juga menerangkan kalau borobudur bukan ditujukan pada satu agama saja, karena selama ini yang kami tahu bahwa Borobudur milik umat Budha, ternyata kalau dimiliki salah satu agama maka Borobudur tidak bisa dimunculkan sebagai keajaiban dunia, salah satu syaratnya keajaiban dunia adalah tidak dimiliki oleh salah satu agama dan komunitas tertentu, seperti Mekah tidak bisa disebut keajaiban dunia, karena hanya umat Islam yang bisa masuk kedalamnya. ceritanya seru, sampai kami lupa foto-foto, tetiba dah kelar dannnnnn pak suami ngajak naik untuk kedua kalinya, saya sudah capek dan ngos-ngosan tapi yah terpaksa naik lagi biar bisa dapet fotonya. kepala saya tambah pusing, segera melaju menuju hotel dan makan siang deket hotel, sempat dibelikan obat decolgen dan vitamin c dosis 1000 di K-24, setelah minum obat saya tertidur, jam 4 sore bangun badan enakan dan suami ngajak untuk berenang di kolam hotel yang unik, kita ibarat di aquarium, bisa di foto dari luar.
Tombo Ngelak yang enak
saya yang susah nolak berenang walau sedang flu berat, langsung menyanggupi. badan saya setelah minum vit c 1000 memang lebih kuat. Kelar berenang kami menuju Tombo Ngelak milik Adam Sheila On 7, menu desertnya beraneka ragam, beda jenis dengan cafe milik duta, lucu-lucu bentuknya dan enaka juga, rencana ke tongel cuma nyemal-nyemil tetapi yang ada malah kita kekenyangan hahhaha. untuk membakar makanan yang masuk, kami jalan sa'i di malioboro dari ujung ke ujung jalan sebanyak dua kali. setelah sa'i kami menuju gudeg pawon (whattttt....makan lagi) yes, itulah kami makannnnn terus. gudeg pawon ngantrinya panjang, masuk ke dalam pengap, hanya suami saya yang masuk lokasi, saya nunggu diluar, ada yang cerita beberapa hari sebelumnya ada yang pingsan didalam dapur karena gak kuat pengap. akhirnya 30 menit kemudian suami saya keluar dari pawon dan kami makan sepiring berdua dipinggir jalan bareng juru parkir hahhahah. rasanya? masih enak yu Djum sih, ini masalah selera, kalau saya seleranya Yu Djum. Jam 11 malam kami kembali ke hotel tidurrrr.

Kecapekan naik Borobudur 2 kali
Hari terakhir di Jogja kami rencana santai tapi setelah sarapan dan berenang, ayah saya nitip di belikan sorjan, akhirnya ngebut ke malioboro, tapi sebelumnya mampir ke museum affandi, tapi apa dikata sudah setahun ini kami tidak berjodoh dengan museum affandi, selalu saja tutup. dari pasar Bringhardjo kami ke gudeg yu djum pesen 2 besek untuk oleh-oleh. kelar dari yu Djum langsung pulang ke hotel, siap-siap check out di jam 12 nanti. alhamdulillah di hotel sempet sholat dulu, setelah checkout kami ke Aldan seturan untuk makan siang, sempat 1 jam disana buat leha-leha. Dari aldan kami menuju stasiun, titip tas-tas di locker dan pijit sebentar di stasiun 10000/10 menit. sampai jam 4 kami gak berani keluar stasiun, panas di Jogja sampai 37 derajat celcius, panas sekali. jam 4 sore kami keluar mencari ronde, nongkrong sebentar di aun-alun kidul, makan bakso kawi, karena saya susah nafas karena flu, lumayan ronde dan bakso kawi alkid bikin saya merasakan lagi rasa manis, asin dan pedas hahhahah. setelah ngeronde kami balik lagi ke stasiun, motor dikembalikan dan kereta kami menuju bekasi sudah mendekati sampai, untuk pulangnya kami naik senja utama Jogja, terima nasib karena hanya tersisa itu. setelah kereta berjalan saya langsung sholat dan makan gudeg yu djum, saya banyak makan selain doyan ya biar cepet kelar deh flu berat ini, setelah makan saya minum obat dan tertidur begitu saja, terbangun sudah jam 1 malam dan mendekati Bekasi. Liburan yang tanpa rencana, liburan seru, sampai jumpa Jogja dalam waktu dekat tentunya hahhaha










Mencoba lebih baik