Sabtu, 29 November 2014

Jangan politisasi pns

Lagi banyak sekali hastag tentang jangan politisasi PNS, penyebabnya adalah kebijakan2 yang dibuat dan terkesan menyudutkan.  pns gak boleh rapat di hotel, makan minum rapat harus kacang2an atau hasil kebun rebus2an, undangan nikah gak boleh lebih dari 400 undangan dan lain sebagainya.

Saya pegawai negeri sipil yang termasuk santai saja sih menghadapi ini, salah satu sikap saya adalah gak melakukan hastag diatas, karena ada beberapa yang saya setujui dari surat edaran menpan tersebut, walau saya juga gak setuju pns itu diatur terlalu berlebihan.

Gaji pokok saya kecil, lebih rendah dari umk kota saya walau selain gaji pokok ada juga tunjangan2 yang membantu kehidupan saya. pns amburadul itu karena sistem yang gak berjalan dengan baik, pengawasan yang kurang. Hal yang baik dari sebuah sistem yang baik adalah pengawasan.

Ah PNS banyak yang ingin menjadi sepertimu, tapi kamu dianggap sebagai musuh negara. Baiklah bekerja saja sesuai sumpah, tak usah perdulikan mereka yang tak suka kita, biat saja Allah yang mencatatnya sebagai amal ibadah
Mencoba lebih baik

Kamis, 27 November 2014

campur-campur-campur

saya selalu susah move on (bahasa jaman sekarang) dengan kampus saya pertama ya, kampus pertama saya yaitu...Universitas Indonesia, dimana saya merasa disanalah masa berakhirnya jenjang sekolah putih abu-abu, berakhirnya les bejibun yang hadir setiap hari, kalau jaman dahulu sudah ada sosial media mungkin kicauan saya akan membanjir sosial media yang berisi keluhan hahahhah

tapi bukan itu yang ingin saya bahas, saya ingin bersyukur dengan keadaan saya saat ini, saya yang menuju kantor hanya 10 menit dari rumah, saya yang seorang pegawai negeri daerah dengan gaji yang pas bisa melihat daerah lain yang belum pernah saya kunjungi, saya yang berangkat kerja pukul setengah delapan pagi, bisa pulang kerumah pukul empat sore, rasanya saya patut bersyukur penuh pada Allah, pembandingnya adalah teman-teman saya, ya mereka ibu pekerja yang pagi hari buta harus sudah berangkat menuju kantor dengan dihadapkan dengan kemacetan, sesaknya kereta api atau kendala lainnya.

jika menilik masa lampau, maka saya akan jatuh pada masa putih abu-abu, dimana saya yang berdomisili di kota Bekasi mengenyam pendidikan SMA di Jakarta Utara. Pagi buta saya sudah bangun, sholat subuh dan berdiri didepan perumahan untuk menunggu bus P.40 atau P.25 atau kadang omprengan karyawan yang menuju kelapa gading. pulang kerumah biasanya sudah pukul 4 atau 5 sore, karena saya sekolah sampai jam 3 sore. hari minggu pun tidak ada yang namanya liburan yayayay saya harus les nurul fikri hoam...hoam...tapi saya bahkan lupa dan tidak merasa tertekan denga kondisi ini. satu-satunya indikator yang terlihat hanya pada berat badan saya yang diusia 14 tahun cuma 38 kg.

memasuki jenjang kuliah di universitas indonesia, saya merasa beban hidup mulai terurai hahahhaha, ikut kegiatan sebanyak-banyaknya, bahkan sampai punya jargon "Jangan sampai kuliah mengganggu kegiatan" hedehhhh...tapi saya mah bukan yang nakal-nakal banget, tetap lulus sesuai dengan waktunya. hm...masa ini tuh masa yang paling indah bagi saya, belajar naik gunug, belajar menyebrangi pulau, belajar punya penghasilan sendiri, belajar jadi eo sejati bahkan belajar jadi trainer outbound ya disini. masalah perjalanan pulang pergi bekasi-depok hampir setiap hari saya lakoni, lelah capek dan sebagainya dari ngejar-ngejar bus di jalan baru kampung rambutan sampe tidur di bus sambil berdiri itu mah hal yang biasa terjadi saat masa ini.

setelah saya melalui masa-masa diatas, saya mulai merasa tidak ada masalah dengan jarak dan transportasi ke tujuan baik waktu saat saya bekerja dan kuliah lanjutan, nah, saat saya mencapai kemudahaan bekerja saat ini, saya merasa ini adalah bonus yang Allah kasih karena memang tidak ada keluhan disetiap tahapan diatas. semua memang ada ganjarannya, bersabarlah maka kau akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. yakinlah itu!!!

saat ini saya mau pergi ke




Allah akan mengabulkan doa saya. Aamiiinnnn

untuk apa jurang itu harus dibuat menjadi lebar

Kesal, bahkan emosi jiwa jika membaca postingan teman-teman di jaman perpolitikan saat ini, masalah perbedaan Jokowi dan Prabowo, saya memang bukan memilih Jokowi tapi saya bisa berlapang dada menerima pak Joko jadi Presiden, tapi kenapa sih para pendukung Jokowi ngomongnya suka ketus-ketus. serammmm, mungkin hanya segelintir saja yang seperti itu, sisanya mungkin mereka orang baik. aamiiinnnn

bukan saja masalah perpolitikan tapi bangsa ini sedang diteror masalah perbedaan agama,  kenapa?duh masalah babi haram, bayangkan seorang nasrani memposting tulisan bahwa percuma muslim melarang makan babi tapi tetap korupsi....hadeuhhh, beda banget sih ranahnya selain itu adalagi postingan tentang seseorang yang bersikap tidak ingin menyekolahkan anaknya disekolah islam, karena islam mengajarkan perbedaan yang mencolok. tulisan adalah tulisan, lalu, untuk apa hal itu dicuatkan ke ranah sosial media sepertinya sudah tidak adalagi sikap menghargai dan menghormati seperti yang diagung-agungkan selama ini.

saya sendiri memiliki keluarga yang ditakdirkan beranekaragam, dari budaya sampai dengan agama, kakak ipar saya, mertua laki-laki saya, adik ipar saya bahkan bude dan ompung kandung saya sendiri berbeda agama dengan saya, tapi kami saling menghargai dan menghormati. kami nyaman dengan keanekaan ini, saat ompung saya meninggal, karena jenazah disemayamkan di gereja maka saya datanglah ke gereja, ayah mertua sayapun menyediakan ruang khusus bila kami datang ke rumahnya untuk sholat. semua sudah digariskan dan ditakdirkan bahwa kami harus duduk berbarengan bersama-sama, lalu untuk apa sih perbedaan yang selama ini sudah baik dibuat jadi jurang pemisah.

tetaplah seperti dahulu, tetap menghormati dan menghargai...agamu agamu agamaku agamaku, tetap saling membantu bersama-sama


Mencoba lebih baik